Rabu, 27 Juli 2011

INDONESIA GALERI












Selengkapnya...

Cerita Panas Perkosaan Keperwanan ku Direnggut 6 Perampok

Cerita panas, Halo semua, aku kenalin diriku dulu ya sebagai awal untuk aku bercerita tentang cerita dewasa perkosaan yang aku alami, namaku dessy aku diperkosa ketika masih berumur 18 tahun, saat ini umurku 20 tahun. Aku ingin menceritakan peristiwa yang tragis dan trauma yang sangat mendalam. Kejadian ini 2 tahun yang lalu saat aku masih sekolah kelas 3 sma di kota Bogor.


Aku sungguh tak menyangka peristiwa ini menimpaku yang di mana barang kehormatan ku di renggut secara paksa oleh sekelompok orang yang sangat keji dan biadab. Setelah mengerjakan tugas sekolah, aku langsung menempati tempat tidur ku. Tak lama aku tertidur aku mendengar suara aneh di bawah rumah ku, namun aku menghiraukan nya dan aku tidur lagi. Tiba-tiba ada orang asing yang masuk ke dalam rumah ku. Sontak aku terbangun dari tempat tidur ku dan aku mencoba untuk teriak namun gerakan orang itu lebih cepat untuk menutupi mulut ku. Aku pun berontak tapi tak bisa karena di rangkul sangat keras oleh orang itu, tiba-tiba ada orang asing lain yang masuk ke dalam kamar ku yang membawa tali dan lakban. Aku tak mengetahui siapa nih orang. Di ikatnya aku di tempat tidur dan mulutku di tutup oleh lakban yang hitam sehingga aku tidak bisa bersuara sama sekali. Orang itu langsung mencari barang-barang yang berada di dalam lemariku. Ternyata rumah ku sedang di rampok, aku gemetar dan ketakutan. Inilah cerita dewasa panas yang paling seru.


“Gilaaa…orang kaya tapi ga ada barang beharga nih…!!!” ujar perampok.

Kamarku sudah berantakan di acak-acak oleh perampokseperti kapal yang pecah. Tak lama kemudian datang perampok yang lain masuk ke dalam kamarku.

“Gimana ada barang yang bagus ga ??????”

“ga ada boss disini cuma ada hp sama dompetaja punya tuh cewe..!!”

Tiba-tiba mereka saling berbisik, lalu merekatersenyum pada ku.

“wah..ini ada barang yang lebih beharga nih….????”dengan tatapan nakal melihatku.

Perampok itu menaiki kasurku dan jemari nya mulai mengelus betis sampai pahaku. Sungguh aku benar-benar ketakutan pada saat itu. Di copot nya g-string ku dengan kasar oleh perampok itu. Saat itu aku mengenakan daster dari kain sutra yang sangat mini di kenakan oleh ku. Aku ingin berontak tetap tak bisa karenakedua tangan dan kedua kaki ku di ikat pada kaki-kaki kasurku dengan keras di ikatan nya.Kedua perampok lagi naik ke kasur ku tepat di bagian payudaraku. Aku sudah tau maksud mereka yang ingin memperkosa ku.Tiba-tiba aku merasakan ada benda lunak dan basah menyentuh bibir vaginaku yang sudah tak tertutup oleh cd ku maupun jembie ku yang baru ku cukur habis. Aku merasa geli dengan jilatan lidah nya menengenai dua selaput vaginaku. Yang satu lagi, perampok itu merobek daster ku dan aku hanya mengenakan BH saja. Langsung di buka nya BH ku oleh perampok tak harus pikir panjang perampok itu juga langsung menghisap payudaraku dengan nafsu birahi nya. Aku hanya bisa meneteskan air mata dan aku pasrah saja karena kau tidak bisa berbuat apa-apa. Puting susu ku di kenyot dengan gairah nafsu nya membuat aku kesakitan. Aku sudah di gerayangi nya bagian atas maupun bagian bawah tubuh ku. Tanpa ku sadari vaginaku sudah becek di lumuri oleh air liur perampok itu bercampur dengan cairan hangat yang keluar dari vaginaku. Aku juga merasakan geli yang maha dahsyat saat lidah itu mengerakan ke atas-bawah pada kelitoris ku.

Aku menangis tapi meraka menghiraukan nya karena otak nya sudah di penuhi oleh nafsu yang menggebu-gebu. Aku melihat perampok itu membuka cd nya dan terlihat batangan yang sungguh besar di bandingkan punya pacar ku. Apa rasanya apabila batangan itu masuk ke dalam vaginaku yang masih rapat ini. sungguh tak ku bayangkan rasa sakit nya. Kedua peampok yang lain juga ikut memperlihatkan batangan yang besar di depan mataku. Oh..tuhan ada apa dengan aku. Terpakasa aku harus meladeni nafsu mereka semua. Aku sangat sedih dan air mata ku terus bercucuran. Di lepas nya lakban pada mulut ku mereka langsung mengancam pada ku apabila aku teriak maka aku akan di bunuh oleh para perampok itu. Aku hanya bisa menuruti apa kata meraka saja dan aku hanya merengek-rengek untuk meraka menghentikan perbuatan keji ini. Sudah ada tiga pria dan tiga batang ada di dekatku. Aku merasakan perampok itu ingin memasuki burung nya ke dalam sarang ku. Di elus-elus vaginaku yang sudah licin oleh batangan perampok itu. Tiba-tiba di masukan lah batangan nya ke vaginaku.

“aaaakkhhhhhh……aaaaaakkhhh hh…….” dengan rasa sakit.

Sungguh biadab mereka, perampok itu mengerakan badan nya selayak nya bersetubuh. Aku terus mendesah kesakitan malah aku di serang dua penis yang besar untuk di kulum oleh mulutku. Aku menuruti saja, ku kulum tuh penis satu persatu dengan bergantian. Sungguh besar penis perampok ini hingga mulutku terbuka lebar. Yang satu ku sedot penis nya yang satu lagi ku kocok penis nya dengan tanganku. Aku tak berdaya dengan kekuatan meraka.

Aku tak tahu harus bagaimana menhadapi seranga yang bertubi-tubi dari nafsu mereka. My pussy sudah mulai kering karena aku tak terbawa nafsu birahi nereka sehingga vaginaku mulai terasa sakit.

“auuuw…auuw…ampun bang….!!!!!, cukup bang lepasin saya…!!! sambil merintik air mata.

“sudah kau dia, saja atau ku bunuh kau sekarang juga”

‘aaahhhh…ahhhhh…tapi bang saya sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit nya..”

tak di dengar apa kata perkataan ku.

Mereka juga tak tanggung-tanggung mulai memasuki batangan nya ke bagian dubur ku. Sungguh kejam mereka aku seperti anjing yang sedang nunduk lalu dimasukan kedua penis ke dalam dua bagian yang berbeda yaitu vaginaku dan duburku. Setelah satu jam belangsung tragedi ini mereka mengeluarkan cairan hangat hasil dari nafsu birahi mereka yang bewarna seperti air susu di sekitar bibir vaginaku. Yang kedua mengeluarkan air sperma di dalam duburku aku bisa merasakan betapa hangat nya di dalam duburku. Dan yang terakhir mengeluarkan sprema ke dalam mulut ku dan bagian tubuhku laen nya. Pada saat itu tubuh dari kepala hingga pantat ku di penuhi oleh cairan sperma.

AKu terkejut salah satu dari meraka memanggil teman nya lagi dan ternyata ada empat perampok lagi yang datang ke kamarku, berarti total perampok itu tujuh orang. Aku hanya bisa terdiam karena badan aku sudah lemas dan tidak bisa lagi untuk menggerakan badan sama sekali.

“Braayyy mau coba ga nih, lumyan loh dari pada lo manyun???”’ ujar perampok

Langsung saja keempat perampok itu membuka celana dan memasukan nya batangan ke dalam vaginaku dan duburku. Aku di gilir lagi seperti tadi, tak lama sedang mengeksekusi ku, aku di gotong ke ruang tamu dan di sana sudah ada ayahku dan ibuku yang sedang di sekap dan di ikat badanya. Sungguh aku tak menyangka mereka mempertontonkan aksi sex nya di depan orang tua ku. Aku malu tapi aku mau gimana lagi orang tua ku pun tidak bisa menolong dan hanya bisa melihat adegan sadis yang di alami oleh anaknya. Aku di geng beng oleh tujuh orang yang biadab.kira-kira 1 setengah jam kemudian mereka pun mengudahi pemerkosaan nya terhadap diriku. Dan sekarang seluruh badan ku di penuhi oleh sperma-sperma yang tak bertnaggung jawab.

Seminggu sudah berlalu berita ini pun sudah tak asing di telinga teman-teman sekolah ku. Sungguh aku malu yang telah menimpa pada diriku.
Selengkapnya...

Cerita Panas Kuperkosa Guruku SD Dulu

Cerita panas – namaku Diki, aku saat ini berumur 20 tahun, aku sekarang masih kuliyah disalah satu universitas ternama di Malang. Waktu aku masih duduk dibangku SD aku pernah mempunyai seorang guru wanita yang membuatku selalu membayangkannya tiap malam. Dia bernama Bu Diana, dia sudah mempunyai suami bernama Pak Lukman yang juga seorang Guru. Dia adalah orang di cerita dewasa ini.


Bu Diana dikenal oleh semua murid sebagai guru yang otoriter, begitu banyak murid murid yang takut bila dia yang mengajar. Tapi dimataku dia adalah wanita yang perfect. Saat ini Bu Dianaadalah seorang wanita yang berumur 31 tahun yang anggun, dia cantik, kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya merah delima, rambutnya sebahu, postur tubuhnya tinggi, body tubuhnya lumayan dan masih singset daripada wanita 31 tahun lainnya. Sewaktu aku masih duduk dibangku SD, tak sengaja sering terlihat BH yang dipakai Bu Diana waktu dia sedang menulis di papan tulis ataupun waktu dia sedang duduk. Hal – hal itu yang membuatku terbayang – baying setiap saat setiap waktu. Bisa dibilang masa puberku waktu itu terjDiki karena sering membayangkan aku bercinta dengan Bu Diana. Dasar anak – anak pikirku. Setiap pulang dari malang aku selalu lewat depan rumahnya, kulihat rumahnya selalu sepi. Mungkin setiap aku lewat dia tak sedang berada diRumah. Singkat cerita Waktu itu aku tiba dirumah pukul 12 malam. Aku sejenak duduk diruang tamu kulihat dimeja ada sebuah undangan reuni dari sekolah SD ku dulu. Besoknya aku datang ke tempat reuni aku bertemu dengan banyak teman – teman SD disitu. Kulihat Bu Diana juga hadir dalan acara tersebut. Ku lihat dia masih tetap cantik seperti dulu. Dalam acara tersebut panitia reuni mengadakan tour ke Bali dalam rangka ulang tahun berdirinya sekolah. Kebetulan 1 minggu aku libur kuliyah dan aku memutuskan untuk ikut dalam tour tersebut. Pukul 4 sore acaranya selesai. Aku segera menghampiri Bu Diana. Ku jabat dan kucium tangannya seraya memberi hormat padanya. Hanya beberapa menit kami ngobrol. Kulihat yang lain sudah pada pulang. “Bu nunggu siapa? Kok belum pulang? Nunggu jemputan yah??” tanyaku sambil tersenyum kecil. “iyah.. ibu nunggu jemputan anak ibu…” jawabnya sambil membalas senyumku “loh memang suami Bu Diana kemana kok anak ibu yang jemput???” tanyaku lagi. “suami ibu lagi melayat ke rumah temanya kedua anak ibu dirumah tapi anak ibu yang sebaya dengan kamu kuliyah diSurabaya dan tadinya dia mau pulang dan sekalian jemput ibu gitu” “oh anak ibu kuliyah diSurabaya ngekost yah bu???”kemudian hp di tasnya Bu Diana berbunyi dan akhirnya dia mengangkatnya. Beberapa detik pembicaraan ku dengan dia terpotong dengan suara hp di tasnya. “oh anak ibu kos disana dia Cuma pulang 1 minggu 1 kali. Tapi kali ini dia gak bissa pulang karena banyak tugas di kampus….barusan dia nelpon ibu” dalam hati ku berkata ini kesempatan untukku untuk bissa menawarkan sesuatu pada dia. “maaf bu Diana, kalau saya diperbolehkan biarkan saya saja yang nganterin ibu pulang…gimana bu???” “eeehhhmmm..gimana yah Di…eehhmmm… yauda deh ibu mau”


Setelah sampai didepan rumahnya aku memintai dia nomor HP. Kemudian waktu terus berlalu. 2 hari berikutnya aku berangkat ke Bali bareng teman teman alumni yang ikut. Kulihat pula ternyata Bu Diana ikut dalam tour ini. Aku segera berpindah duduk disamping Bu Diana. “Bu suami dan anaknya kok gak diajak…” “suami ibu dan anak anak ibu pada gak mau ibu ajak… gak tau ni padahal kan gratis” waktu terus berlalu kami ngobrol cukup lama sampai tertidur dalam bus. Ingin sekali kudekap tubuh mulus nya itu tapi untung aku masih bissa mengendalikan diri karena banyak orang didalam bus itu. Waktu terus berjalan, akhirnya pukul 5 pagi aku dan rombongan sekolah tiba di pantai sanur untuk melihat sunrise. Pukul 10 pagi aku dan rombongan tiba diHotel. Kebetulan aku dan rombongan menginap diHotel yang mewah dan berkelas tak heran kalau banyak orang kaya disitu. Aku segera masuk kamar dan melepas kepenatan dengan mandi dikolam renang. Saat mandi dikolam renang tak sengaja kulihat Bu Diana hanya mengenakan BH G- string berwarna hitam. Karena kebetulan kamarku dengan kamar BuDiana berdekatan hanya saja kamar Bu Diana berada di lantai atas dan kebetulan juga Bu Diana waktu ganti baju lupa menutup jendela dan akhirnya terlihat dari bawah. ‘wwooow nafsu birahi langsung memuncak., pemandangan seperti itu membuat penisku yang tadi tidur menjDiki bangun dank eras dan amat keras. Dalam hati aku berkata “nanti malam aku harus bissa masuk kekamar buDiana”

Malam pun tiba. Pukul 8 malam aku mengetuk pintu kamar Bu Diana. Kuketuk beberapa kali tapi gak ada yang membuka. Kemudian aku hendak balik kekamarku, dan baru dua langka Bu Diana memanggilku. “Ada apa Di??? “ kulihat Bu Diana mengenakan baju tidur dan kulihat pula rambutnya basah. Ternyata dia habis mandi. “saya mau ngobrol sesuatu pada ibu gak papa kan kalau saya masuk, maaf bu kalau saya menggangu istarahat ibu” “ohhh… ya uda masuk ajah” langsung aku mengunci pintunya tanpa sepengatahuan Bu Diana. setelah didalam kamar aku ngobrol beberapa kata dengan dia. Kemudian aku bilang pada Bu Diana kalau aku suka kepadanya dan sangat mengaguminya. “Bu aku sangat ingin sekali memiliki kamu bu, tapi ibu sudah bersuami dan ibu sudah punya anak, kalau boleh memilih takdir aku ingin jDiki suamimu Bu” langsung seketika Bu Diana kaget dan marah dengan pengakuanku taDi. “Di…kamu gak boleh sepeti ini pada Ibu…bagaimanapun juga Ibu ini tetap Mantan Gurumu dan harus kau hormati dan jangan mengada ngada tentang kata katamu taDi”

Aku segera mendekati tubuh Bu Diana. Terasa sudah keras penisku tertahan oleh CD yang kukenakan saat mendekati tubuhnya. Langsung dengan cekatan kucium pipinya yang sebelah kiri. “Astagfirullah Di…jangan…Di…” saat Bu Diana melontarkan kata kata itu dengan nada marah dan kesal tanpa panjang lebar langsung masih dalam posisi berDiri aku memeluk tubuhnya bu Diana dengan erat, segera kuciumi pipinya dan bibirnya.

“Di jangan Di….ibu mohon jangan” bu Diana hanya marah tapi Dia tidak berontak seperti adegan adegan perkosaan lain. Dia hanya melarangku dengan kata – kata nya yang bernada marah tapi Dia tak melawan bahkan tangannya Diam tak berusaha mendorong tubuhku. Setelah beberapa kali kuciumi pipi nya baik sebelah kanan maupun kiri aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. Kuciumi dengan lahap lehernya, bahkan waktu itu aku mirip seperti orang kesetanan yang bringas. Dengan cepat kuciumi setiap lekuk leher bu Diana dengan bringas. “stop..hentikan ini Di…kamu jangan kurang ajar sama Ibu..aaaahhh…aaaahhh…hentikan Di….aaaahhh” kudengar nada kata katanya yang taDi seperti orang marah ternyata sekarang berubah menjDiki lirih dan Diiringi dengan desahan desahannya yang membuatku semakin bringas dan liar menciumi lehernya. Aroma wangi tubuhnya membuat penisku seperti ingin keluar merobek CD. Sambil menciumi leher dan bibirnya Segera aku melepas baju ku seDikit demi seDikit hingga kuhanya mengenakan CD Kulihat Bu Diana memejamkan mata sambil mendesah dan melarangku melakukan itu. “Di…jangan….Di….aaaaahhhhh….ini perbuatan dosa Di….aaaahhhh….sekali lagi…ibu mohon………aaaaaaahhhhhhh”
Setelah puas menciumi lehernya aku langsung beralih menciumi bagian pundaknya sambil mencoba melepaskan baju tidur yang Dia pakai. “dasar….bajingan kamu…Di….hentikan…ibu mohon….aaaaaaaaahhhhh…..Ibu gak mau Di….ini dosa….….aaaaahhhhh….” Dia terus mendesah sambil memejamkan mata. Tak lama kemuDian Baju tidurnya terjatuh Dilantai, kulihat Dia memakai BH G-string merah, kulihat BH G string yang Dia pakai seperti terlalu ketat dan kekecilan sehingga Payudaranya Dibagian atas seperi mau menjumbul keluar. segera kusosor dengan lahap pundak dan dadanya yang terlihat mulus. Ditengah aksiku menciumi dadanya aku berkata pada bu Diana “Bu aku ingin sekali ibu orang yang pertama kali mendapatkan perjakaku ini, cccccpppppccckkk….. jDiki aku mohon…mmmmuuuuaaaachhhh…mmmmhhhhcccchhh….. izinkan aku menjamah tubuh ibu yang mulus ini… karena sejak SD aku menantikan kesempatan seperti ini dengan kamu Bu” langsung kuteruskan ciumanku ke pundak dan dadanya yang mulus. “tapi kamu salah Di…ibu ini hanya wanita tua berumur 31 tahun… aaaaahhhh….tak pantas…kau perlakukan ibu sperti ini….….aaaaahhhhh…. ibu tak ada bedanya dengan ibu kamu senDiri….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….hentikan hentikan Di….kamu memang biadab….….aaaaahhhhh….dasar terkutuk kamu….aaaaahhhhh….” setelah puas kumenciumi dadanya kuciumi Payudaranya yang masih terbungkus BH G-String berwarna merah. Saat bibirku menyentuh tali BH nya. Aku benar benar seperti orang kesetanan dan bringas, kulahap dengan cepat hingga BH nya yang Dia pakai basah karena air liurku. KemuDian sambil terus menciumi payudaranya yang terbungkus BH aku mencoba membuka kancing BH nya yang berada Dibelakang punggungnya. Akhirnya tanganku berhasil meraih kancing BH nya. Segera kutarik dengan cepat terlepaslah BH yang Dia pakai dan terjatuh DiLantai. Aku sangat kaget melihat ukuran payudaranya saat BH nya ku buka ternyata sangat montok dan besar, padahal dulu aku mengira payudaranya ukuranya kecil serta biasa saja, tapi setelah terpampang Didepanku langsung dengan bringas,liar,lahap, bahkan seperti orang kesetanan aku lagsung menciumi kedua payudaranya yang montok itu baik kanan ataupun kiri, seperti orang yang tak sabaran dan tergesa gesa gaya ciumanku terhadap payudaranya itu.

“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di” desahannya yang lirih sambil menegelus elus dan memegangi kepalaku. Sangat lama sekali aku menciumi kedua payudaranya. Tak henti hentinya kuciumi berulang ulang payudaranya. “mmmccchhhhh…mmmmmcccchhhh,…..” terasa nikmat sekali terasa seperti Dipuncak kenikmatan saat kuberulang ulang kumenciumi kedua payudaranya. Setelah berulang kali kuciumi kumenghisap payudaranya yang sebelah kanan secara bergantian baek kiri maupun kanan” beberapa menit lamanya aku gak tahu yang kurasa kulakukan ciuman Dipayudaranya itu sangat lama dari pada yang ciumanku Dibagian tubuhnya yang lain. Sambil terus menciumi dan menghisap payudaranya yang montok aku mendorong tubuh Bu Diana ke ranjang besar dan empuk itu. Bu Diana dan tubuhku terbaring Di atas ranjang dengan posisi tubuhku Diatas tubuh Bu Diana.

“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….bangsat kamu aaaaahhhhh jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di”
setelah cukup lama ku menciumi dan menghisap kedua payudaranya aku beralih ke perutnya. Kuciumi perut dan pusarnya sampai menuju vaginanya yang masih terbungkus oleh CD G-String Hitam. Kurasakan saat bibirku menyentuh vaginanya yang ternyata sudah basah sekali. Langsung sambil menciumi selakangannya yang wangi kumelorotkan CD G-string hitam yang Dia pakai hingga terlepas dan terjatuh ke lantai. Kusosor dengan lahap vaginanya.

“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn lakukan, stop ibu gak mau berbuat dosa….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….” tak lama kemuDian Bu Diana tak melarangku tapi Dia hanya mendesah berulang kali “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…

setelah kumenciumi seluruh permukaan vaginanya ku beralih kebawa terus dan terus hingga jari kakinya. Sambil melepas CD yang kukenakan aku menciumi betis dan kakinya. Setelah kuciumi kaki dan jarinya aku naik keatas tubuhnya lagi. KutinDih tubuh Bu Diana sambil menancapkan penisku ke liang vaginanya. Kulihat Bu Diana pasrah sambil memejamkan mata. Tak lama kemuDian penisku terbenam tepat DiVaginanya Bu Diana yang dari tadi sudah basah sekali. Kugenjot tubuhku berulang kali. “….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….

Dia Benar benar Dipuncak kenikmatan walau berawal dari pemaksaan aku benar benar manusia paling bahagia Didunia waktu itu. Setelah berulang kali ku menggenjot tubuhku, tak lamma kemuDian kumerasakan ada yang menyembur deras dari penisku menuju liang vaginanya setelah air mani itu keluar dan menuju liang vaginannya Bu Diana, aku menggenjot tubuhku lagi berulang kali dengan ritme yang pelan. Hingga air mani itu keluar berulang kali. Setelah beberapa saat kemuDian aku merasa lelah sekali setelah berulang kali melakukan genjotan.

Kulihat pula dari wajahnya Bu Diana kelelahan. Kulihat Dia memejamkan matanya dan menoleh kea rah kiri dan tak berani memandang wajahku. Segera kutarik penisku dari vaginanya dan kuberbaring Disampingnya sambil menciumi payudaranya. Ditengah ciumanku aku minta maaf pada Bu Diana ”Bu maafin aku… aku sudah berbuat dosa pada ibu…sekali lagi maaf” kemuDian aku mengambil selimut dan aku berbaring Disamping Bu Diana sambil memeluk tubuhnya yang mulus, kumenyelimuti tubuh kami berdua dengan selimut yang tebal. Karena udaranya sangat Dingin. Kami berdua tidur bersama hingga pagi   
Selengkapnya...

Cerita Terpanas Nikmatnya Keperawanan Pacarku

Cerita panas ini adalah cerita yang bisa dikatakan sebagai cerita paling panas sepanjang sejarah, karena ini adalah sebuah hasil kerja kerasku untuk mendapatkan keperawanan cewek, jika mungkin kalian ingin mendapatkan cerita terpanas maka kalian bisa langsung teruskan baca cerita ini, namun jika tidak silahkan ditutup saja, ok kita mulai, cerita ini merupakan pengalaman ku ketika aku baru lulus sma, waktu itu aku berpacaran dengan deviena gadis smp kelas 3 umurnya masih 14 tahun, tapi walaupun begitu dia sangat cantik putih dan bodynya semok dan wajahnya pun seperti anak sma kelas 2 aku memanggilnya viena. awalnya kita pacaran biasa-biasa saja kita pacaran setelah deviena pulang sekolah, aku menjemputnya di depan sekolahnya lalu mengajak dia nonton lalu mengantarnya pulang, setelah 2-3 kali aku jalan sama dia, dia menggoda ku untuk menciumnya. Ciuman pertama kami di lakukan di dalam bioskop. Sampai suatu hari aku mengejaknya ke sebuah kafe yang cukup nyaman untuk berpacaran. Tempatnya lesehan namun tertutup oleh hordeng yang membentuk dinding persegi yang mengelilingi kami dan ada beberapa bantal untuk santai dan dari sini lah cerita sesungguhnya di mulai. Di tempat ini kita sering datang untuk pacaran, pertama-tama kami biasanya memesan minuman lalu kami mengobrol setelah itu untuk mencairkan suasana kita berciuman, bibir deviena yang tipis dan berwarnya agak pink sangat menggoda di lengkapi rambut halus berwarna putih diatas bibirnya. Kami bisa menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk berciuman.


hari-hari berikutnya aku ingin merasakan sensasi yang berbeda, aku tergoda oleh tubuhnya yang seksi dan buah dadanya yang cukup besar, entah sudah kali keberapa kami datang ke tempat itu aku berciuman dengannya ia menggunakan seragam smp nya, aku mulai mencium bibirnya yang tipis itu setelah lebih dari 5 menit aku dan deviena bermain bibir, ciuman ku pindah ke lehernya yang putih mulus, aku jilat lehernya dan aku merasakan helaan nafasnya yang tak beraturan berhembus dileherku lalu si deviena membalasnya di leherku, seketika penisku mengeras. Lalu Ku remas payudaranya yang masih kencang aku tak puas disitu saja, ku buka kancingnya dari atas tapi si deviena agak menolak dia menahan tangan ku dan bicara “kamu mau ngapain”, aku menjawabnya “aku hanya ingin melihat isi di dalamnya seperti apa aku ingin memuaskan kamu.”

Tapi kelihatan iya masih tidak mau, aku posisikan iya ada di pangkuanku saling berhadapan, ku peluk tubuhnya diapun ke enakan dengan jilatanku di leher, jilatanku ku yang tadinya di leher perlahan turun ke dadanya. Aku dendah melepaskan tali BH nya tapi agak kesulitan dan iya pun gak menolak dan bicara “kamu mau ngapain?” ku bilang “aku mau liat, sebentar aja (dengan nada merayu)” tapi dia tetap tidak mau, lal aku angan saja BH nya ketas dadanya, dan disitu aku melihat pemandangan yang sangat menakjubkan, bentuk payudara yang masih segar langsung saja aku menghisap putingya yang belum tumbuh, ku jilat-jilat dan aku merasakan rambut tipis di sekitar putingnya nafasnya terengah “hhhhss..hhss” itu agak lama ku bermain lalu ku gigit putingnya lalu dia tersentak “aahhh..”

lama kelamaan dia tak tahan karena kegelian, lalu mengajakku udahan untuk pulang mungkin dia takut. Namun ke esokan harinya kami ke tempat itu lagi dan melakukan hal yang sama. Tapi kali ini iya tidak mau membuka bajunya, tapi karena nafsu birahiku yang tak bisa ku tahan aku membuka resleting celanaku aku bilang begini lebih enak, karena batang penisku yang bersentuhan dengan dengan vaginanya karena dia menggunakan rok rample smp nya yang pangjang, saat aku berciuman dan dia di pangkuanku aku tak tahan tanganku bergerak sendiri mengeluarkan batang penisku dan memelorotkan CD ku lalu kepala penisku ku gesek” kan ke vaginanya yang masih memakai CD lalu dia mengeluh “ahhh..sakiiit” tapi aku terus menggesekannya “aauuuwhh..ahh”.

Lalu aku membaringkannya dan aku geser CD yang menutupi vaginanya namun dia menolak, “ihhhh aku gak mau” tapi aku rayu dia “aku Cuma mau liat gak akan aku masukin janji vie” akhirnya aku melorotkan CDnya aku melihat pahanya yang pituh mulus, lalu kepalaku berada diantara kedua pahanya dan wajahku berada di depan vaginanya aku bibir vaginyanya yang berwarna hitam yang tidak sama dengan warna kulitnya yang putih.
Lalu aku menjilat vaginanya aku emut bibir vaginanya “aahsshh…ahhhh” ku mainkan klistorisnya “aauuuhh..ahhhhhh” namun iya kegelian “ahhhh gelii udahann” aku terus menjilatnya sampai iya mendorong kepalaku keluar apitan pahanya yang mulus. Dengan nada agak ngambek dia memintaku untuk berhenti, aku menghentikannya karna takut nanti dia ngambek. Lalu aku berciuman lagi dengannya dengan posisi dia ada di atas pangkuanku, aku masih merasa kurang puas karena penisku sudah gatal tak sabar ingin langsung memasukannya saja ke dalam vaginanya deviena. Tapi karena dalam posisi itu kurang leluasa memasukan penisku aku sengaaja telentang sambil berciuman lalu ku jilati lehernya dengan posisi deviena diatas tubuhku tangan kiri ku memegang batang penisku lalu ku gesekan penisku ke vaginanya

“aaaahhh…aaahhhh..aiihhhh sakiit”. Aku merasakan vaginanya yang sudah agak basah sambil ku kocok_kocok penisku dan ku gesekan ke vaginanya sambil mencuri-curi ku dorong ke dalam vaginanya. Tapi sangat sulit memasukan penisku karena vaginanya yang masih perawan. Aku merasakan sperma ku hampir keluar, aku langsung bangun dan aku suruh dia menghisap penisku, pertama deviena menjilat-jilat penisku dia masih ragu untuk mengulum penisku, tapi aku paksa sedikit dengan memegang kepalanya dan ku dorong sampai penisku masuk ke mulutnya aku merasakan kenikmatan saat penisku masuk di sela-sela bibirnya dan menyentuh lidahnya, aku suruh dia memainkan lidahnya lalu ku ayunkan kepala deviena ke atas dan kebawah dan akhirnya dia mengerti carannya aku diamkan agar dia mengeksplorasi penisku sendiri.

Sampai aku merasakan spermaku mau keluar baru aku pegang kepalanya dan aku cepatkan ayunan kepalannya sampai akhirnya creettt..creettt nikmatnya ku tahan kepalanya aku tahan kepalanya agar dia menelan spermaku tapi dia memberontak dan ingin mengeluarkan spermaku tapi akhirnya spermaku di telannya. Aku langsung melepas kepalanya lalu dia langsung menyergapku dan memeluk ku wajahnya nampak ketakutan. Aku peluk dia dengan erat untuk menenangkannya lalu aku menciumnya. Akhirnya aku rapikan celanaku dan aku pun pulang, dan melanjutkan permainan keesokan harinya.. BERSAMBUNG makasih ya yang udah baca cerita panas ku kali ini, ini kisah nyata dan masih ada kelanjutannya.
oh iya jangan lupa di komen ya
Selengkapnya...

Cerita Panas Ketika Ngentot Pertama Kali

Cerita panas, Aku seorang cowok, ini adalah cerita dewasa ketika aku ngentot pertma kali dengan kekasihku, terasa aneh dan enaaaak banget. Inilah cerita panas tersebut, Namaku Agung dan pacarku bernama Ririn. Kami satu sekolah di Jakarta dan kami resmi menjadi pacar di kelas 3 setelah sekitar setahun sering pulang bareng karena rumah kami searah.


Ririn sendiri adalah seorang gadis yang bertubuh mungil, tingginya mungkin tidak lebih dari 155 cm dan bertubuh kurus, namun memiliki ukuran payudara yang besar, mungkin seukuran dengan payudara Febby Febiola. Sampai-sampai teman-temanku sering berkata kalau nafsu seksnya pun pasti besar. Tapi bukan itu yang jadi penyebab aku mencintainya, sikap manja dan tawanya yang lepas membuatku senang bersama dan bercanda dengannya. Hubungan pacaran kami layaknya gaya pacaran remaja era 90-an, tidak lebih dari nonton bioskop atau makan di restoran cepat saji. Tapi memang setelah pulang sekolah aku sering mampir ke rumahnya untuk ngobrol atau mengerjakan tugas bareng. Biasanya ada ibunya dan adik laki-lakinya yang masih smp. inilah cerita dewasa panas yang aku alami.


Sehari menjelang acara liburan perpisahan sekolah kami, seperti biasa aku mengantarnya pulang dan mampir ke rumahnya. Ternyata hari itu ibunya sedang ke Kota Malang bersama adiknya untuk menjenguk kakaknya yang kuliah dan sedang sakit di sana. Sedangkan bapaknya memang biasa pulang malam. Jadilah kami hanya berdua di rumah tersebut.
“Mau nonton CD ga? Aku punya CD baru ni,” katanya seperti biasa dengan ceria. “Boleh,” sahutku. “Bentar ya, aku mo ganti baju dulu, bau,” katanya sambil beranjak ke kamarnya. Aku pun memasukkan keping CD ke dalam CD playernya sambil menunggunya ganti baju.

Tidak lama dia pun kembali ke ruang tengah dengan celana pendek sekitar 20 cm di atas lutut dan kaos ketat. Kami pun menonton film dengan duduk bersebelahan di sofanya. Film yang kami tonton adalah film Armageddon.
Kugenggang tangannya dan menariknya menempelkan bahunya dengan bahuku, dia pun merapat dan lenganku pun kini berada di atas payudaranya yang kenyal. Dia sudah terbiasa dengan hal ini, toh biasanya pun seperti itu tiap kali nonton di bioskop atau di perjalanan.

Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini dia tiduran dengan kepalanya berada di atas pahaku. “Cantiknya gadisku ini,” pikirku dalam hati. Tanganku pun kuletakkan di atas perutnya. Ketika adegan ada adegan panas di film, kurasakan nafasnya berubah. Terus terang aku pun merasa terangsang, pelan-pelan kugeser telapak tanganku ke atas payudaranya, tapi dia menolaknya.
Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan dia tersenyum kepadaku. Kulanjutkan dengan mengecup pipi dan bibirnya, lagi-lagi dia tersenyum. Itu adalah ciuman pertama kami. Ciuman yang awalnya hanya menempel kurang dari sedetik, kini sudah menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah kami saling bermain dan tanganku pun sudah meremas-remas payudaranya

Tiba-tiba dia bangun dan duduk di sebelahku, “udah ya, nanti keterusan lagi”. “Sorry ya, abis kamu gemesin sih. Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku lho,” ujarku polos. “sammma,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin makin cinta itu. Kami pun meneruskan menonton film dan hanya menonton.

Setelah film selesai, dia bangkit dari duduknya, “Mau ke mana?” tanyaku. “Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya. Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah.

“Mau dibantuin?” tanyaku. “Ayo,” jawabnya sambil berjalan menuju kamarnya. Aku pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya. Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau dia masih manja, dengan cat pink dan tumpukan boneka di atas ranjangnya.

Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya. “Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kataku ketika dia mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar. “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja.

Aku pun mengambil alih lemarinya dan kupilih-pilih baju yang kupikir cocok untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide isengku untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna krim, “ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya sambil berusaha merebut dari tanganku. Aku pun berlari menghindar, “Wah ini toh bungkusnya, gede juga,” candaku

Dia pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut bra dari tanganku yang lain. Segera saja kucium lagi bibirnya dan dia pun membalas ciumanku. “emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku.

Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya. Terasa betul payudara kenyalnya di dadaku. Kugeser tubuhku ke sampingnya agar dapat meremas payudaranya.

“emmmh…emhhhhh…emhhhh,” desahnya makin jelas dan kini tangannya sudah menyentuh penisku dari luar celanaku. “Sudah nafsu banget,” pikirku.

Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung. Kuangkat ke atas kaosnya sehingga kini terpampang payudaranya yang besar terbungkus bra krim. Segera kuciumi kedua payudaranya dan tidak lama dia pun melepas sendiri bra tersebut. Benar-benar payudara yang besar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap.

Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian. “emmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah. Segera kubuka baju seragam dan celana sekolahku hingga tinggal celana dalam, kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya. “celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya.

Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek vaginanya dari luar celana dalam. “Enak?” tanyaku. Dia hanya mengangguk sambil meremas-remas penisku dari luar celana dalam. Tiba-tiba dia menarik keluar penisku. “dibuka aja ya?” tanyaku sambil kubuka celana dalamku.

Tangannya makin kuat meremas-remas penisku, sementara tangan kananku mulai memasuki vaginanya dari samping celana dalamnya. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir vaginanya yang sudah basah. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam vaginanya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.

“Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang sekarang menjadi begitu seksi. “Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah. Mendapat persetujuan, aku pun berdiri di bawah ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehingga kini untuk pertama kalinya aku melihat langsung vagina seorang gadis.

Vaginanya berwarna coklat dan kedua bibir vaginanya begitu rapat seolah tidak ada lubang di sana. Bulu-bulu kemaluannya yang tipis sudah terkena lendir-lendir yang keluar dari vaginanya ketika kumasukkan jari telunjukku tadi. Kucium vagina tersebut, “iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua telapak tangannya menutup vaginanya.
“Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum kepadanya. Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya. “ehmmm…ehhhhm….” lenguhnya makin tidak jelas. “Ji, masukin ji, masukin….emmmhhhh,” pintanya.

Segera kudorong penisku memasuki lubang vaginanya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi, perlahan-lahan penisku kun menembus vaginanya. “Oooooooh…ohhhhhhh,” kali ini aku pun ikut mendesah keenakan.
Setelah penisku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan vaginanya menjepit kepala penisku, begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai memompa.

Kutarik pelan-pelan penisku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan. “Ji, enak banget ji. Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin meracau. Semakin lama kocokan penisku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.
Dia pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, payudaranya menempel di dadaku yang telah berkeringat. Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat sekali. Hanya penisku yang masih bisa bergerak keluar masuk vaginanya.
“Ji…..ohhhhh…ohhhh….jiii ,” tiba-tiba tubuhnya menegang kemudia lemas sebentar. “Kamu keluar ya?” tanyaku sambil menghentikan kocokan penisku namun masih terbenam di vaginanya.”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak.

Tidak kujawab pertanyaannya tapi kembali kukocok penisku. “Jangan cepet-cepet, masih geli,” pesannya. Karena memang sebetulnya aku pun hampir ejakulasi, tidak lama kemudian aku pun mengeluarkan maniku. “Ohhhhhh…ohhhhh…ke….keee ,” racauku sambil menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya | baca juga Cerita Ngentot Adik Teman.

Kucabut penisku dan tidur di sebelahnya. “Enak banget, makasih ya ke,” ucapku. Dia Cuma tersenyum dan memelukku dengan kepalanya bersandar di dadaku. Setelah itu kami pun mandi bersama.

Besoknya di acara liburan perpisahan sekolah, kami menjadi semakin rapat seperti sepasang pengantin baru. Kami pun beberapa kali mengulangi aktivitas seks di rumahnya. Hingga akhirnya kami berpisah jarak karena harus kuliah di kota yang berbeda dan berujung dengan putus karena sulit mempertahankan pacaran jarak jauh.

Inilah cerita dewasa buatanku, semoga bermanfaat…
Selengkapnya...

Cerita Panas Ngewe Ma Pramugari Coy

Cerita panas, sungguh cerita dewasa panas yang luar biasa, karena pengalaman ini adalah pertama kali atau bisa dibilang cerita dewasa pertamaku dalam melakukan hubungan seks yang luar biasa. Sebelum aku ceritakan semuany aku ingin memperkenalkan diri dulu bro, kenalin dulu, aku ini adalah seorang anak dari pengusaha terkenal dalam bidang expor dan juga impors, makanya aku sering ke manca negara, nah suatu waktu aku harus pergi ke negara amerika untuk bertemu dengan klien ayahku.

Waktu itu aku naik pesawat dan aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.


” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya. Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.


Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

“Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…
Selengkapnya...

Cerita Panasku Dengan Nyonya Peggi High Class

Cerita panas ini bermula saat aku di malang, cerita yang panas tersebut dimulai ketika saya dan client saya sedang mencari sebuah lahan untuk diolah sebagai perusahaaan, saya kebetulan punya kenalan mempunyai lahan yang ingin dikembangkan, singkat kata saya sebagai perantara yang menghubungkan mereka, contact person saya di malang adalah kamila, dia teman saya waktu kuliah dulu, sebenarnya dia adalah asisten dari seorang bos wanita yang high clas di kota malang, sore itu kami janji bertemu di sebuah cafe, tanpa waktu panjang kami mencapai cafe tersebut dan kulihat camila tersenyum menyambut kami di depan cafe yang dijanjikan, tempat yang kami sepakati sejak beberapa hari lalu. Mr. Lie juga tersenyum senang langsung bisa bertemu dengan tangan kanan pemilik lahan yang akan dikelolanya. Tak terasa lagi penat dan pegal menunggu antrian kendaraan di area Lapindo, begitu kulihat perawakan Kamila yang cantik bersama wanita berbahu lebar dan berbuah dada aduhai besarnya itu disampingnya. - Nona Kamila, Mr Lie.

- Nyonya Peggy, Mr. Lie.

Sok tahu aku memperkenalkan mereka, padahal aku belum pernah bertemu mereka berdua, kecuali lewat foto di email yang Kamila kirim.

- Oh Nice to meet you sir, please take a sit – jawab Kamila
- Glad to meet you ma’am – jawab Mr. Lie kepada mereka berdua sambil mengangguk.

Mulailah mereka bertiga berbicara langsung ke topik obrolan yang membawa kami kemari. Aku sudah merasa sudah bukan wilayahku lagi untuk ikut berbicara tentang fungsi pengolahan lahan dekat sungai atau tebing terjal yang dimiliki Nyonya Peggy, boss dari Kamila. Mr. Lie antusias dengan semangat Kamila menjelaskan prospek 5 tahun ke depan tentang penggunaan lahan sebagai tempat rumah makan dan berbagai fasilitas penunjangnya.

Yang pasti, aku mulai merasa segar meihat Kamila yang mengayunkan tangan, menyorongkan badan, menggoyangkan bahu dan olah tubuh lainnya saat menjelaskan sesuatu kepada Mr. Lie. Sekilas aku bisa membaca, Kamila pasti mengenal ilmu beladiri.
Gerakannya gemulai, tapi kutahu ia mengayunkan pergelangan tangannya, memuntir, memilin udara kosong itu bagai penari, tetapi memiliki tenaga.

Sekilas Kamila melirikku sambil tersenyum, lalu melanjutkan berbicara lagi dengan Mr. Lie. Pikiranku yang pegal dan penat di jalan tadi bertambah segar saat memperhatikan Nyonya Peggy, duduk di seberangku. Wanita ini sudah berumur kepala 4 atau melewati awal 50an, tetap terlihat sexy dengan dadanya yang besar, bahunya yang lebar, tetapi bagian bawahnya ramping. Hebat! pahanya berisi, tapi tidak terlalu berlemak, panggulnya tidak terlalu lebar, tetapi perut dan pinggulnya ternyata hampir sekecil perut Kamila. Wow!!

Hampir 2 jam berlalu, mungkin aku hanya berkedip 2 atau 3 kali saja, karena tidak ingin melewatkan pemandangan 2 wanita cantik di kota Malang ini. Aku lebih tertarik dengan gunung hidup yang bergoyang di depanku daripada gunung di Malang sini.

Aku tersenyum ketika Mr. Lie menjabat tangan Nyonya Peggy sambil tertawa senang kemudian menepuk pundakku,

- I told you, it’s gonne work well. I did tell you, din’t ? – Mr. Lie berbicara kepadaku.

Mereka berbicara meneruskan negosiasi yang berkesudahan dengan disepakatinya nilai pengolahan lahan milik Nyonya Peggy. Kali ini aku mengangkat pantatku, berdiri membungkuk pamit untuk ke kamar mandi. Kamila juga mulai berdiri saat ku berjalan sambil memperhatikan pantulan kaca di depanku.

Keluar dari toilet, kulihat Kamila berdiri membelakangiku memperhatikan lift yang turun.

- Apa yang menarik dari lift itu ? – tanyaku

Sambil mengerutkan kening memamndangku, Kamila diam saja berusaha tersenyum, kemudian menggelengkan kepala.

- Ia bisa naik turun dengan kecepatan yang sama, tanpa terasa lelah. isinya keluar masuk sedikit atau banyak tapi tak terasa lelah. Aku sedikit iri dengan lift tersebut. -

Jawabku sambil lalu, melewatinya menuju eskalator, menuju tempat pertemuanku tadi.

- Tapi Mas, mereka kan kadang berhenti kalau sedang kosong, tidak ada yang menekan tombol – Itulah perlunya saya atau Dik Mila untuk menekan tombolnya. – Ibu jari dan telunjukku bergerak seolah memutar sesuatu. – Dan, tergantung tombolnya, Dik Mila, kalau tombolnya pas, dia pasti naik dan turun dengan irama yang tepat. – senyumku nakal menoleh ke wajahnya

Hah!! agak merah mukanya melihat telunjukku yang mengacung ke atas sekarang. tapi dia tetap diam saja. Kamila mengerti candaku ternyata. Kuteruskan saja rada mrepet mrepet arah porno candaku. Semakin merah mukanya. Entah ia suka atau tidak, aku puas bisa mengeluarkan unek2 dari Surabaya ke Malang yang ditempuh berjam-jam gara2 macet Lapindo.

Mr. Lie dan Nyonya Peggy sudah menunggu kami untuk segera membicarakan menyiapkan dokumen yang akan ditandatangani di notaris, yang segera kujanjikan 2 hari lagi bisa ke notaris jika Kamila sudah menyerahkan dokumen yang biasanya dibutuhkan notaris. Dari perbincangan terakhir, sore ini Mr. lie kembali ke hotel tadi tempat kami bakal menginap di Malang dihantar sopir Nyonya Peggy, Nyonya Peggy kembali ke rumahnya di kompleks perumahan daerah sekitar mall ini naik taxi, dan Kamila kembali ke kantor menyiapkan dokumen2 untuk dibawa ke notaris naik kendaraannya sendiri.

Aku? kupilih jalan sendirian ke arah toko buku di lantai atas tadi.

10 menit, 15 menit saat kubaca majalah F1 di rak toko buku, ponselku berbunyi.

- Ini mbak Peggy, dik. terima kasih sekali lagi dipertemukan dengan Mr. Lie. sekarang saya bisa ke Singapore agak lama di sana, merasa tenang lahan di sini bakal dikelola dengan orang yang tepat.
- Oh iya Mbak. Terima kasih juga. Dan saya akan bertambah senang seandainya bonus2 saya ditambah, bukan cuma yang dari Kamila. – candaku.
- Haha, hihihi. Boleh-boleh. Sekarang sedang di mana ? Biar nanti saya ke situ dik.
- Oh saya masih di mall tadi, baca2 buku di toko buku sini.
- Laaah, coba keluar deh dari situ, saya tunggu di mobil dekat tangga lobby nanti. saya pake E300 silver ya.
- Oh iya mbak, saya ke sana, kita langsung ke kantor mbak Peggy atau ke Bank ?
- Hihihi sudahlah kita ketemuan dulu.

Sesaat setelah beberapa waktu berlalu Akhirnya dengan senang kututup pintu mobil Nyonya Peggy ini, membayangkan gaming laptop yang baru bakal kubeli. Dapat bonus tambahan. Huah. Sip.

Nyonya Peggy menghentikan mobilnya di depan pagar rumah besar, yang membuka otomatis saat nyonya Peggy menekan klakson 7 kali. Hahahaha. Bukan otomatis, tetapi pembantunya yang menarik pintu pagar tak terlihat dibalik pagarnya yang tertutup tanaman rambat.

Sesampai di dalam raung tamu,

- Mau minum apa dik ?
- Apa sajalah mbak. – jawabku melirik pantat yang melenggok ke dalam rumah. aduhai indahnya.

Tak lama kemudian Muncul lagi tanpa membawa botol atau gelas, tapi sudah melepaskan rompinya, tinggal blues tipis dan rok mininya, Nyonya Peggy menghampiri dan menarik tanganku perlahan,

- Yuk, lihat dan pilih sendiri di kulkas dalam, tidak ada siapa2 kok. suamiku masih di Singapore. Si Muji di kebun tadi belum waktunya masuk. Kamila tak mungkin kemari dengan tugasnya yang setumpuk itu.

Gak mungkin. Gak mungkin cuma menawari aku minum….

Genggamannya tetap melingkar di pergelanganku. Keras, tapi kalau memang aku ingin melepaskannya, dengan mudah kulepaskan … hanya saja, aku ingin tahu ke mana kita berakhir. Yah, ke depan kulkas beneran. Okelah, kubuka dan kuamati, kuambil beer sebotol dan langsung kubuka. Nyonya Peggy disebelahku melepaskan 2 kancing bluesnya yang atas dan tersenyum.

- sedari tadi aku memperhatikan ke arah mana kedua matamu memperhatikan kami bertiga berbicara, sayang. kau ingin melihatnya secara jelas ?

Hampir muncrat isi beer dalam mulutku dibuatnya. Ia tersenyum, lalu meneruskan melepaskan kancingnya hingga tinggal satu yang paling bawah. Dengan senyum ia mendekat

- Sayang, kau bukalah penutup dadaku ini. Sesak aku dibuatnya.
- Tapi mbak …
- Jangan ragulah sayang, aku tahu engkau menginginkannya sedari tadi. – mengambil botol beerku dan meletakkannya di meja dapurnya,

sementara tangan satunya menarik tanganku mengajaknya menyentuh dadanya.

Kulingkarkan tanganku membuka kancing bra warna biru gelapnya di punggungnya. kulepas ke bawah tersangkut kancing bluesnya yang masih terkancing satu di bawah itu.

Sungguh indah benar buah dadanya terbentang besar, dengan puting agak gelap di keduanya. buesar benar pangkal buah dadanya hingga tak cukup aku mengukur dengan telapak tanganku.

- HIhiiii iiih – ujarnya

Kuremas keduanya, kutarik seolah olah memeras hingga keujungnya, berulang ulang

- aaahhh, sayang …

Kedua tangannya meraih tanganku, lalu menarikku mengajaknya ke sofa. Ia mendorongku terduduk di sofa panjang, lalu mulai membungkuk melepaskan kancing bajuku satu-satu. Kulingkarkan tanganku memeluk pinggangnya dan mencari2 kancing rok bawahnya. segera kubuka dan kutarik ke bawah resletingnya bersama dengan rok bawahnya ke arah lututnya. Mbak Peggy membuka kedua pahanya menahan roknya jatuh, tapi malah memberi kesempatan tanganku mengelus pangkal pahanya yang telah terlihat terbungkus celana dalamnya yang halus tipis itu. Kuelus lembut dan kupijat perlahan bersamaan dengan terbukanya kancing celana panjangku. Ditariknya celanaku ke bawah hingga tinggal celana dalamku saja yang menutup pusakakku. Mbak Peggy mengelus pusakaku secara perlahan dengan genggaman eratnya membuatku meringis … yang segera membalas dengan mengajaknya berdiri dan bertukar tempat. Ia duduk sekarang. Tersenyum dan bermata liar ia melirik pusakaku yang berusaha diraihnya.

- tenang sajalah – bisikku
- coba dinikmati indahnya … – sambil kupijit dan keperah lagi dadanya.
- EHhhh – rintihnya, tangannya masih mencoba meraih pusakaku.

Kali ini dekatkan kepalau ke dadanya dan kubenamkan mukaku kedalamnya sambil menghisap pangkal hingga ujung dadanya, bergantian dengan tanganku yang memerah bagian sebelahnya.

- UUfffhmmm – tanganya di kepalaku sekarang menarik dan menggenggam rambutku yang tidak terlalu panjang ini.

Bukan menarik kepalaku, tapi malah membenamkan ke dadanya, sambil merintih senang. Kuturunkan tanganku yang kanan ke bawah, mengangkat paha kirinya dan memijat betisnya dengan keras kemudian meletakaknnya di atas sofa. Disusul juga dengan tangan kiriku pada kaki kanannya. Tanpa menunggu lama, kedua tanganku sudah bermain di bagian paling sensitif miliknya, yang masih ditutup dengan celana dalamnya yang tipis itu.

- iiiihhh – rintahnya kesenangan.
- hmmm – terusnya kesenangan.

Aku memang mempercepat jariku bermain dibagian pangkal pahanya yang terbuka lebar itu. Badannya agak turun naik bersandar di sofa itu menikmati hisapanku dan goyangan jemariku.

- Sayang … – rintihnya
- yang bawah …. – ujarnya tidak jelas, lirih …

Tangannya kemudian mendorong turun kepalaku ke perutnya. Terus turun ke pangkal pahanya. Terlihat bercak bercak basah pada celana dalamnya yang tipis, membentuk indah apapun yang tersimpan di dalamnya. Kutarik sedikit kain itu kesamping, memperlihatkan milik mbak Peggy yang berwarna merah muda di tengah hitam lebat bulu di bagian sekitarnya. Kutarik ke samping dan kuhisap bagian yang atas, dan menggoyang dengan jemariku lubang dibawahnya. Segera terdengar rintihan mbak Peggy yang menjadi jadi. Kuteruskan dengan hisapan dan permainan lidah dibarengi dengan jemariku bermain cepat, aku mulai menurunkan semua celanaku sampai betiss. Kutarik sebentar pusakaku menyakinkan keras dan tegangnya sebelum beraksi. Setelah lama membuat mbak Peggy merintih terus saat kuhisap panggal paha dan kupermainkan dengan jemariku, aku mulai mengangkat kepalaku bergerak ke atas menghisap dadanya lagi. Kali ini pusakaku sudah siap meluncur masuk ke celah yang terbuka dengan bantuan tanganku menjaga celana dalamnya tetap tertarik kesamping.

- OOOwwwh – teriakan mbak peggy menarik nafas.

Aku sudah mulai mengukur dalam lubang mbak peggy dengan terus menerus menekan hingga pangkal pahaku menempel pada miliknya. Tidak bisa masuk lebih dalam lagi, sudah saatnya kuputar, kutarik, kumasukkan lagi bergantian. Berulang ulang. Mbak Peggy juga mengerang-erang menikmatinya.

- AAOOuuwwwh – desahnya berulang-ulang.

Badanya mulai miring, mengajakku berbaring. Kuikuti tanpa menghentikan kegiatanku, kuangkat kaki kanannya ke sandaran kursi dan kutahan tetap di sana, saat aku berusaha mendorong-dorong terus tubuhnya saat pusakaku masuk. Kembali memegang dan mendekap kepalaku ke dadanya ia menikmati apa yang kita berdua lakukan. Kepala mbak Peggy sudah sampai di ujung sandaran sofa, saat kutarik dan kudorong tubuhku kearahnya berulang-ulang.

- Aawwhhh. AHH!
- OUUww. OUH!

Ia terus berseru sesuai irama yang kumainkan. Sekarang kepalanya meluncur turun. tubuhnya mulai ke bawah, sementara kakinya tetap di atas sofa. Kudorong sedikit meja yang membuatku terlihat sempit area gelanggang kami, dengan kakiku. Akhirnya kutarik kakinya ke bahuku, kucondongkan tubuhku menindihnya ke karpet bulu di bawah, kuhujamkan pusakaku ke liangnya dengan cepat dan ganas kutarik dan kumasukan bergantian. Mbak Peggy merintih, terengah dengan mulut terbuka da menoleh ke samping kiri. Matanya terpejam dan terbuka bargantian.

Kupercepat gerakanku, kutindih badannya yang terhalang kakinya, terengah aku dibuatnya, dan kurasakan ujung perjalanan permainku mulai terlihat. Apalagi erangannya terus menerus membuatku tambah bergairah.

Makin kupercepat gerakanku secepat yang aku bisa lakukan.

Semakin cepat . .. cepat ..

Tak beberapa lama mbak peggy berteriak nyaring

- AAAAARRGGHHHHH! HHSSSSSS ….

Tangannya membentang melebar, meremas karpet bulunya, dadanya bergetar dan dagu di wajahnya di tarik ke atas …Bergoyang semua tubuhnya berkelojotan, menyambut keinginannya yang dicapai.

Aku juga mulai terasa gemetar di pahaku merasakan kemunculan puncak keinginanku yang telah datang, Kupercepepat sekilas, akhirnya tersembur keluar energi cairku dan masuk ke dalam liang lubang indah yang basah milik mbak Peggy.

Dipeluknya kepalaku, beberapa saat berselang kubiarkan moment ini berlalu.

- HRRRRRRRR!! Jangan pulang ya sayang, semalamlah di sini
- Kubuatkan sesuatu tuk menambah energiemu sayang ….

Mbak peggy berdiri ke arah dapur sambil mengenaka blues kemejanya, tapi melepaskan bra dan melemparnya ke atas meja.
Diam saja tanda mengiyakan, aku meraih pakaianku menuju kamar mandi yang terbuka sedikit pintunya. Sambil berjalan mengenakan bajuku, dan menjinjing kedua celanaku aku melirik kejendela ruang tengah yang besar itu, aku tersentak Muji, pembatu Mbak Peggy, setengah berjongkok dan bersandar pada kursi teras tengah, memainkan kemaluannya dengan tangan kanan. Celana dalamnya telah mencapai mata kakinya yang bertemu. Roknya tersingkap ke atas, dan kancing kaos kerahnya telah membuka memperlihatkan belahan dada yang ranum putih kencang di dalalmnya. Tangan kanannya mengusap-usap dengan cepat naik turun dan memutarnya bergantian di kemaluannya, memperlihatkan bentuk yang indah dengan bulu yang jarang dan halus disekitarnya. Matanya terpejam, kepalanya terkulai kebelakang, tangan kirinya memegang pegangan kursi dengan erat.

- SREEEK!! – gesekan pintu kaca geser diruang tengah bersuara nyaring amat sangat mengejutkannya.

Dengan tergesa-gesa ia berusaha berdiri sambil menarik celananya ke atas. Matanya terbelalak menatapku

- Maaf mas!! maaf …

Dengan cepat kuraih kedua tangannya sebelum selesai melakukan tugasnya dengan baik, kutarik ke dalam ruang tengah.

- Lho Muji, kenapa kau ?? – dari dalam nyonya Peggy yang mengenakan blues kemeja tanpa pakaian dalam menghampiri kami.

Sambil kutarik dan kudorong menuju sofa, Muji yang sempoyongan tersangkut celana dalamnya yang masih di lutut meminta maaf sambil merengek takut.

- Ampun nyonya, ampun …
- Saya sering melihat nyonya melakukan dengan laki-laki, saya tak sengaja ikut memegang punya saya nyonya.
- Ampun nyonya, jangan dimarahi, maaf kalau sering mengintip dan melihat nyonya, tapi jangan marah.

Dengan refleks aku membungkuk, menarik ke bawah celananya ke mata kaki, kemudian meraih kaos kerahnya dan menariknya menutup kepalanya saat ia membungkuk memncoba meraih celana dalamnya. Masih kebingungan kehilangan keseimbangan segera kuraih resleting rok bawahnya dan menarik membukanya. Masih bergoyang badannya bingung ingin membetulkan yang mana, tanganku sudah mendorong memutar tubuhnya melepaskan branya. Akhirnya kuraih tangannya dan mengangkat ke depan serta menarik kaosnya hingga terlepas. Muji yang terkejut kejut akhirnya kudorong terduduk di sofa. Ia kini duduk telanjang menatapku. Badannya bagus, masih remaja, umur belasan mungkin. Buah dadanya ranum setangah matang, bulu lembut bawahnya masih halus, kulit tubuhnya kuning.. Mbak Peggy sudah berada di sebelahku sambil berkata pelan kepadaku.

- Teruskan sayang, aku mulai menikmatinya. – tangannya mulai memegang pusakaku yang masih terkulai.

Sambil memijitnya, Ia membujuk Muji agar menuruti kemauanku. Muji yang sekarang menutupi mulut dan merapatkan kedua tangannya menyembunyikan dadanya yang ketat dan ranum berusaha menolak sambil menggeleng dan memberikan alasan2 agar kami tidak melakukan apa2.

- saya belum pernah, Nyonya, saya belum menikah
- Aaah, nanti kau akan terbiasa kok. semua memang ada awalnya.
- tolong jangan diteruskan mas, saya takut … – rintihnya memelas.

Aku bergerak menuju sofa dan duduk di sebelah kirinya. Sambil merangkul dengan tangan kananku, kutarik ia sedikit bersandar ke arahku. Mbak Peggy kembali mendekat ke arahku, meraih pusakaku sambil meremasnya perlahan, dan terus membujuk Muji menuruti kemauanku.

- Iihhh – rintih Muji, saat aku melakukan usaha pertamaku

Tangan kiriku sudah menggapai dada kirinya dan meremas buah dadanya secara perlahan, sementara tangan kananku menarik ke atas tangan yang menutupinya. Dengan cepat kuraih lehernya dengan mulutku, kuhisap dalam-dalam sambil menggigit gigit perlahan leher di bawah telinganya.

- Huuuuu .. huuu – Muji mulai menangis perlahan.

Ku melihat matanya mulai basah, menatap pasrah ke arah kanan ke ruang dapur. Mbak Peggy berhenti melakukan kegiatannya, berdiri dan bergerak kebelakang sofa. Dengan kedua tangannya meraih kedua tangan Muji dan menariknya ke atas sambil berkata

- Sudah tenang saja. Mas ini akan melakukannya. Kau nikmati sajalah daripada melawan. – katanya tegas.

Tangan kananku kutarik dari belakangnya, dan mulai mengusap dada kirinya, sementara tangan kiriku mulai turun ke perutnya dan meremas perlahan bawah pusarnya. Dengan sedikit menekan aku mengarahkan ke bawah, menjamah bulu lembut di bawahnya dan terus turun ke pangkal pahanya.

Refleks ia mengangkat lututnya, merapatkan keduanya berusaha melindungi miliknya. Aku segera bergeser ke depan tubuhnya, dengan kedua tanganku membuka lututnya, terus turun membuka pahanya. Muji meringis menangis perlahan sambil menundukkan kepala dan memejamkan matanya. Aku telah berlutut, diantara kedua pahanya yang menjepit tubuhku. Kepalaku mulai kucondongkan kedepan, mencoba meraih dadanya yang ranum itu.

- Hiiihhhh – jeritnya diantara sesenggukan tangisnya, saat kuhisap dalam-dalam sambil meremas buah dada di sebelahnya.

Kuteruskan menghisap, dan meremas yang akhirnya kurasakan sedikit bergetar sesaat.
Tangis Muji berhenti, kepalanya tetap tertunduk dan matanya terpejam. Lehernya yang terbuka segera kusambar dan kuhisap dalam2 sambil meremas memerah kedua buah dadanya dengan tanganku.

Tangan Muji mulai meremas kepalaku saat mbak Peggy melepaskannya. Kembali mbak Peggy bergerak ke depan sofa. Dan duduk disebelah kanan Muji sambil mengangkat kaki kirinya ke sofa. Tangan kanannya mulai bergerak memutar pangkal pahanya sambil memperhatikan kami berdua.

Beberapa saat kubiarkan gerakan ini hingga mulai terasa nafas Muji sedikit terengah. Kumiringkan ia ke arah Mbak Peggy yang menyambut dan memeluknya sambil meraih buah dada Muji. Kuturunkan kepalaku kepusar Muji, terus turun ke arah pangkal paha yang masih sedikit terkuak itu.

Mbak Peggy sedikit melotot melihat aku mulai memaksa membuka kuda pangkal paha Muji lebar-lebar, dan menahan kaki kirinya ke atas sandaran sofa. Wajahku mulai menghunjam mencium bertubi tubi ke pangkal paha muji. Mempermainkan lidahku di dalam lubang lempitannya, mencoba meraih dalamnya, dan menyentuh daging kecil yang menonjol di dalamnya.

Segera kuputar lidahku sambil menghisap dalam-dalam area disekitar daging kecil itu, yang membuat paha Muji bergetar lagi sesaat diiringi erangannya.

- Erhh!! mas … – serunya, bingung ingin mengucapkan apa yang dirasakannya.

Kuteruskan gerakanku beberapa saat, kemudian kutarik tangan kananku ke arah pangkal paha Muji. Kaki kirinya tetap dibiarkannya terbuka dan berada di sandaran sofa, menikmati gerakanku di kemaluannya.

Kusentuh kemaluannya dengan tangan kanan, dan kuraba kucari letak lubang sempitnya, kucoba menyentuh dan sedikit mendorong ke dalam, membuat Muji mengerang jelas sekarang.

Mbak Peggy mulai mengusap pangkal pahanya sendiri dengan tangan kanan dengan cepat, sementara tangan kirinya meremas dan memiijit dada Muji yang bersandar pada dirinya. Mata mbak Peggy tak berkedip ke arah gerakanku yang mulai pelan pelan memasuki lubang rapat dekat mulutku itu.

Benar-benar masih sempit! tertolong dengan kondisi basah liur atau cairan Muji sendiri, jari tengahku mulai masuk perlahan dan kutarik perlahan bergantian. Muji terus mengeluarkan suara erangan sambil menutup matanya.

Beberapa saat kemudian Mbak Peggy bangkit dari sofa, meletakkan tubuh Muji telentang tetap memejamkan mata, dan mulut sedikit terbuka mengeluarkan erangan2 kecil. Mbak Peggy berlutut diantara kedua pahaku yang menungging di atas sofa, meraih pusakaku dan meremas dan memijitnya berulang ulang. Kemudian ia berputar menengadah keatas mengulum dan menghisap pusakaku dari bawah.

Tubuh Muji maju mundur dengan cepat, telentang di sofa, menggoyang pangkal paha dan menggesekkan dengan cepat ke mulutku.
Berulang ualng sampai ia membuka matanya, menunduk menatapku di bawahnya, kedua tangannya dengan cepat mendekap kepalaku dan menariknya masuk dalam-dalam ke pangkal pahanya diikuti gerakan pantat dan pangkal pahanya yang semakin cepat.

- UUUUgggghhhhhh – mulutnya meruncing, Muji mengerang nyaring

Tubuhnya bergoyang, otot perutnya menegang, tangannya menekan kepalaku kuat2, badannya sedikit terangkat membungkuk ke arahku, sambil berteriak panjang. kedua kakinya menjepit dadaku dari samping dengan kuat. Muji berkelojotan sesaat, kemudian berhenti bergerak. Akhirnya Muji terlentang kembali dengan sedikit lemas dan kembali menutup mata ia membiarkan jari tengahku tetap bermain-main di sekitar mulut lubang miliknya.

Pusakaku yang sudah kencang berkat usaha Mbak Peggy, kini kutarik dari mulutnya. Sambil bergerak maju ke arah Muji aku telah berjongkok di depan pangkal pahanya yang masih terbuka. Kudorong sedikit belakang lututnya, dan kulebarkan pangkal pahanya, pusakaku kini telah siap menghujam lubang Muji yang masih memjamkan matanya.

Perlahan dengan tangan kiriku, pusakaku kumasukan kepalanya ke dalam kubang yang telah basah milik Muji.

- IIIIhhhh!! – sambil memejamkan mata Muji meringis mengerutkan alisnya.

Masih sempit!! milik Muji sempit sekali. entah belum pernah atau jarang dipakai, pusakaku masih tertahan setengah kepalanya di mulut lubang Muji. Kutarik dan kubenamkan lagi perlahan. Sekali lagi Muji merintih sambil meringis. tangannya mulai mencengkeram sandaran sofa di belakang kepalanya. Sekali lagi aku menarik dan berusaha membenamkan kepala pusakaku. Muji merintih lagi. Terus berulang ulang. Kali ini suara Muji tak terdengar, meskipun ia tetap meringis dan mengerutkan alisnya. Kali ini tanpa kutarik, pusakaku kubenamkan dalam-dalam, berusaha masuk ke lubang yang sangat sempit itu. Sambil kugoyang, aku mulai bisa membenamkan sepertiga bagian yang berulang ulang kutarik maju mundur itu. Mbak Peggy mulai duduk menghadap kami, sambil tangannya yang satu meremas dada Muji, dan satunya lagi memijit dan mungusap pangkal paha Muji. Tiba-tiba pusakaku masuk semakin dalam dengan cepat, terasa pangkal pahaku telah terbentur dengan pangkal paha Muji, diiringi teriakan nyaring Muji

- AAAAAaahhhhhhh!!! – matanya terbelalak, kembali berair menatapku dan mbak Peggy.

Agaknya aku telah membongkar dinding dalam lubang Muji, yang masih terasa sempit itu. segera kutarik setengah dan kubenamkan seluruh pusakaku bergantian berulang ulang.

- AAh!! AAhh!! AAhh!! teriakan pendek Muji dan pahanya yang naik turun menggoyang tubuhnya maju mundur.

Kami melakukanya beberapa saat, menikmati gesekan dan pijitan di kemaluan kami masing2, yang disambut dengan berdirinya Mbak peggy dan mulai melangkahi badan Muji, kini Mbak Peggy berdiri di sofa dengan kemaluannya mengarah wajahku. Kedua tanganku yang menahan belakang lutut Muji agar pahanya tetap terkuak, mulai digantikan dengan kaki Mbak Peggy yang berusaha membantuku tetap membuka pangkal paha Muji. Kedua tangan Mbak Peggy meraih kepalaku dan membenamkannya di pangkal pahanya sekarang. Dengan refleks tangan kiriku juga mulai memasuki lubang Mbak Peggy, sementara tangan kananku memijat erat2 pantanya. Tubuh Muji bergetar lain dari sebelumnya, saat kupercepat gerakanku menusuk dan mendorong ke arah tubuhnya.

Di saat pusakaku mulai terasa amat sangat tegang, suara Muji terdengar menjerit dan melenguh panjang

- AAAAAArhhhhh oooooooohhhhhhhh -

Terasa tubuhnya bergetar sangat hebat, pahanya menegang dan kedua kakinya terjulur lurus terbuka lebar sambil bergetar dan bergoyang cepat. Lalu diam. tak bergerak, hanya pergelangan kirinya di sandaran kursi terlihat lurus seolah olah jinjit dan sedikit berbergetar. Ada semprotan basah di dalam lubang Muji saat kuikut berdiam membenamkan pusakaku ke dalam milik Muji.

Kulirik Mbak Peggy masih mengahadap langit-lagit menikmati hisapan dan gerakan jari kiriku pada miliknya. Kutarik ke bawah, turun dari sofa, Mbak Peggy kini kuarahkan untuk membungkuk menjangkau sandaran sofa. Perlahan kubuka pahanya dari belakang dan ku arahkan pusakaku ke dalam milik Mbak Peggy yang sudah siap menerima dari tadi.

Kubenamkan dalam-dalam diiringi tarikan nafasnya yang tertahan

- Hhegh!! -

Aku terus mendorong tubuhku dan tubuh Mbak Peggy maju mundur mempertemukan pangkal pahanya. Kulakukan dari belakang sambil memperhatikan pinggang Mbak Peggy yang ramping. Lubang Mbak Peggy lebih lebar, tak terasa sempit seperti milik Muji, tak terasa denyutan lembut di dalam seperti milik Muji. Segera saja kucabut pusakaku dan bergerak ke meja dapur meraih botol beerku tadi.
Mbak Peggy yang terpejam dari tadi belum mengerti apa yang terjadi, saat kutarik kesamping tubuhnya dan kudorong telungkup menindih tubuh Muji yang terlentang di sofa. Sambil menahan tubuhnya, Mbak Peggy mendesah saat kumasukan pusakaku bersama tiga jariku ke dalam lubangnya. Kulakukan terus menerus hingga rindu dengan lubang sempit Muji timbul, melihat bentuknya yang indah dibawah Mbak Peggy.. Akhirnya kucabut pusakaku, kugantikan dengan botol yang kusiapkan tadi. Lebih besar dari punyaku memang, tapi Mbak Peggy tetap bergoyang seperti tadi saat kumasukan kepala botol pada miliknya. Kumasuk dan keluarkan botol sambil memutarnya, menimbulkan erangan Mbak Peggy semakin keras. Kali ini kuarahkan kepala pusakaku pada milik si Muji. Kumasukan. Tersentak tegang otot di sekitarnya. Terkejut si Muji, sambil merangkul Mbak Peggy ia merintih

- Arrrh …
- Uh!! Uh!!

Suara Mbak Peggy bersahutan dengan lengkingan si Muji. Pusakaku kembali merasakan sensasi lubang sempit berbalut lendir dan ada yang berwarna sedikit merah di lubang Muji. Nikmatnya membuat tubuhku terus bergoyang tak berhenti, sampai beberapa lama, Saat aku mulai merasa hampir mencapai puncakku, kupercepat gerakanku. Terdengar teriakan kecil si Muji bersahutan dengan Mbak Peggy.
Kulepaskan nafasku di kerongkongan sambil melepaskan cairan hangat keluar dari pusakaku menyembur keluar mnyemprot liang dalam lubang milik Muji. kurasakan ia masih bergoyang cepat sesaat sebelum ikut berhenti. Mbak Peggy terlihat mulai mempercepat gerakannya, goyangannya maju mundur sementara botol yang kumainkan di dalam milik mbak Peggy semakin dalam dan semakin cepat berputar dan bergoyang serta keluar masuk.
Sesaat kemudian

- AAAAARRRRGGGHHHH – mbak Peggy melepaskan suara panjang, melebarkan pahanya dan dengan berkelojotan dan bergetar hebat pantatnya maju ke depan menjepit botol dan jemari tanganku.

Selang beberapa saat, kucabut tanganku beserta botolnya dan kutarik Mbak Peggy ke arah kursi sofa tungggal, dan kududukan di sana. Terengah engah ia menyandarkan badannya ke kursi, memejamkan matanya. Kutarik bangun Muji dan kuajak berbaring di lantai karpet bulu bersama. Sambil mengusap seluruh tubuhnya dan menjamah bagian2 indah miliknya, aku berbaring di sampingnya beberapa saat lamanya. Kulihat matanya yang berair meneteskan air matanya, masih terpejam Muji tersenyum kecil, menikmati petualangannya yang pertama kali.

Ah, dengan sedikit lemas lututku aku bergerak meraih kembali pakaianku dan berdiri bergerak ke kamar mandi, meneruskan rencanaku membersihkan badan yang tadi tertunda…
Selengkapnya...